Bagian Empat Belas

Kemarin aku duduk di kursi busway. Kubiarkan kemana pun arus ‘kan membawaku bermuara, seraya menepikan sejenak pikiran-pikiran yang berlarian. Kulihat lagi, langit dengan rela memancarkan sisa-sisa lentera. Serupa harapan-harapan baik yang kembali kukemas dalam kantung bahagia.

Memilikimu pernah menjadi asa yang kuangkasakan begitu tinggi, melebihi cita dan cinta terhadap diriku sendiri. Lantas kemudian kusadar, bahwa mencintaiku masih saja menjadi hal yang kau ragukan.

Mungkin akan kututup pintu di sementara waktu.

Sampai nanti kita kembali bertemu,

sampai aku tahu bahwa mencintaimu seorang diri, aku selalu mampu.